Headline
Mode Gelap
Artikel teks besar

Provinsi Lampung Dinilai Ideal Jadi Pilot Project Smart Farming China


x


Ruwajurai.(EN) - Provinsi Lampung dinilai memiliki potensi besar dan sangat ideal untuk dijadikan proyek percontohan pertanian modern atau Smart Farming di Indonesia.

Penilaian ini disampaikan oleh perwakilan Poly Group Cina, salah satu perusahaan BUMN terbesar di negara tersebut, dalam pertemuan dengan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal.

Pertemuan yang berlangsung di Mahan Agung, rumah dinas Gubernur Lampung itu dihadiri oleh Mr Wang Baoan dan Li Zhonyi dari POLY Tainuo (Shenzhen) Energy and Poly Power Service Co., Ltd.

Turut hadir Ketua Apindo Provinsi Lampung Ary Mezari Alfian dan Dr Firmansyah Y. Alfian dari Yayasan Alfian Husin.

Momentum ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk memperkuat kerja sama antara Provinsi Lampung dan Provinsi Shandong, Tiongkok.

Hal itu mencakup berbagai sektor seperti investasi, perdagangan, pertanian, pelabuhan, teknologi digital, industri hilirisasi, energi terbarukan, dan pariwisata.

Dalam diskusi, Mr Wang mengungkapkan ketertarikan mendalam terhadap potensi pertanian Lampung.

Ia bahkan telah melakukan survei langsung ke lahan pertanian di Tanjungbintang seluas 200-300 hektare dan menilai area tersebut sangat potensial untuk pengembangan proyek percontohan pertanian berbasis teknologi canggih.

Proyek uji coba ini ditargetkan dapat diperluas hingga mencapai 10.000 hektare.

Menurut Mr Wang, kerja sama strategis ini diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih luas ke Tiongkok serta memposisikan Lampung sebagai pusat investasi pertanian yang menjanjikan.

Proyek ini bahkan disebut berpotensi menjadi cikal bakal kawasan industri baru sekaligus memperkuat infrastruktur modern di Lampung.

“Lampung memiliki kekuatan besar, baik dari sisi darat maupun laut. Teknologi pertanian di Shandong mampu menghasilkan tiga kali panen dalam setahun dengan produktivitas tinggi.

“Kami ingin menghadirkan sistem ini ke Lampung sebagai kontribusi terhadap ketahanan pangan Indonesia,” ujar Mr. Wang melalui penerjemah, dikutip pada Senin, 28 April 2025.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyambut baik kunjungan dan minat investasi tersebut.

Ia menegaskan bahwa Lampung memiliki banyak keunggulan di sektor pertanian, termasuk sebagai penghasil udang terbaik di Indonesia serta salah satu pemasok utama nasional untuk komoditas seperti beras, jagung, dan ubi kayu.

Gubernur memaparkan kondisi pertanian Lampung saat ini, di mana sekitar 80 persen proses tanam masih dilakukan secara manual, dan hanya 60 persen hasil panen yang menjalani proses pengeringan optimal.

“Ini menjadi peluang besar untuk modernisasi. Kami sangat terbuka untuk bersinergi dengan investor global,” tegasnya.

Ia juga menambahkan bahwa optimalisasi pemberian pupuk pada musim tanam terakhir telah berhasil meningkatkan hasil panen hingga 30 persen, menunjukkan potensi peningkatan produktivitas melalui intervensi teknologi dan input yang tepat.

Mengenai preferensi pasar, Gubernur menjelaskan bahwa beras medium cukup diminati karena harganya kompetitif dengan mutu terjaga, dan Lampung adalah pemasok utama beras ke Jakarta.

“Jika kualitas dan efisiensi terus meningkat, Lampung bisa menjadi episentrum pangan strategis, bahkan untuk ekspor ke negara tetangga seperti Singapura,” jelas Gubernur.

Dari sisi sumber daya manusia, Gubernur yang akrab disapa Kiyai Mirza ini menyebutkan bahwa Lampung memiliki modal demografi yang kuat sebagai provinsi dengan populasi ketujuh terbesar di Indonesia, di mana 68 persen penduduk berada pada usia produktif.

“Ini kekuatan besar untuk mendukung sektor pertanian dan industri lainnya. Selain itu, Lampung juga merupakan salah satu provinsi paling aman untuk berinvestasi,” tambahnya.

Ketua APINDO Lampung, Ary Mezari Alfian, menambahkan bahwa kolaborasi ini tidak hanya memiliki dampak ekonomi.

Tetapi juga memperkuat diplomasi regional antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya dengan Provinsi Shandong yang memiliki karakteristik serupa.

Sebagai tindak lanjut, APINDO bersama Tainuo (Shenzhen) Energy and Power Service Co., Ltd. sedang memfasilitasi pertemuan resmi antara Gubernur Lampung dan Gubernur Shandong, beserta delegasi pelaku usaha kedua belah pihak.

Penandatanganan kerja sama strategis ini direncanakan pada 28 Mei 2025.

Setelah pertemuan, delegasi China juga dijadwalkan mengunjungi Taman Hutan Rakyat (Tahura) Wan Abdurachman, sebagai bagian dari rencana investasi di sektor ekowisata.

Rencana pengembangan mencakup pembangunan teropong bintang, hotel, dan fasilitas wisata lainnya.

“Saya sangat tertarik mengajak investor dari Tiongkok ke Lampung.

“Potensinya luar biasa, tak hanya di bidang pertanian tetapi juga dalam pengembangan kawasan wisat.*

Posting Komentar